Camat Kelapa Lima sementara memberikan arahan bagi tokoh agama dan pemuda dan para Lurah serta RT/RW
Metronewsntt.com, Kupang- Masalah stuting dan gizi buruk masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi Kota Kupang.Pemerintah Kota Kupang melalui pemerintah Kecamatan Kelapa Lima gandeng tokoh agama, masyarakat, pemuda untuk bersama kelurahan dan para Ketua RT/RW se Kecamatan Kelapa Lima dalam penanganan masalah stunting.
"Apa yang kami lakukan adalah bagaimana stunting dan gizi buruk menjadi perhatian bersama, karena dalam penanganan hal ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah," kata Camat Kelapa Lima, I Wayan Astawa saat melakukan pertemuan terbatas bersama para Lurah tokoh Agama, masyarakat, pemuda dan RT/RW Sekecamatan Kelapa Lima dalam Kolaborasi penanganan masalah Stunting dan Wasting.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Kecamatan Kelapa Lima,Kamis (12/11/2021) kemarin, Ia memberikan arahan agar dapat bersama ikut berperan dalam memberikan informasi tentang bagaimana menyikapi masalah stunting dan gizi buruk yang terjadi masyarakat.
"Diketahui bersama tokoh agama memiliki banyak jemaat atau jemah-jemah yang juga mengalami hal ini untuk kita berkolaborasi bersama atau secara mandiri melalui mimbar gereja atau suara gembala dari pihak gereja atau mimbar masjid dalam memberikan penyuluhan masalah stunting dan gizi buruk, bagi jemaat," katanya.
Menurutnya, masalah stunting dan gizi buruk tidak hanya dialami mereka yang berkukurangan atau miskin atau memiliki pendapatan dibawa rata-rata, tapi ini menjadi perhatian bersama.Karena persoalan ini dipengaruhi pola hidup dan pola asuh anak dan juga ini berkaitan dengan juga melakukan pembinaan dalam keluarga sebab ada orang yang berkecukupan juga mengalami hal ini.
Oleh karena itu, stunting dan gizi buruk ini tidak bisa kita menjust terjadi pada orang yang kekurangan tapi bisa juga terjadi pada orang yang berlebihan.
"Pola asuh anak salah satu faktor yang perlu menjadi perhatian keluarga, kadang-kadang orang tua yang memiliki kesibukan melupakan pola makan anak baik itu nilai gizi maupun nilai nutrisi sehingga mempengaruhi perkembangan anak secara baik," lanjutnya.Hal yang sama juga soal stunting, kadang-kadang orang tua merasa anaknya sehat, tapi tinggi badan, berat badan dan pertumbuhan anak tidak seimbang .Sehingga hal ini menjadi penting untuk bersama bergandeng tangan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Sementara untuk kaum muda juga dapat membantu memberikan penyuluhan kepada para pasangan suami istri (Pasutri) yang menikah muda untuk hal ini sehingga menjadi perhatian dalam memulai sebuah keluarga baru.
"Masyarakat kita lebih banyak adalah pendatang, karena Kota Kupang sebagai destinasi pendidikan maupun ekonomi sehingga banyak datang untuk mengais kehidupan.Sumbangan terbesar masalah stunting dan gizi buruk lebih banyak dialami oleh saudara-saudara kita yang datang dari luar, sehingga ini menjadi persoalan yang menjadi perhatian bersama dalam membantu pemerintah dalam penanganan stunting dan gizi buruk di wilayah ini," jelasnya.
Untuk itu, mereka diarahkan untuk bagaimana dapat melengkapi adminduk guna mempermudah dalam mengakses pelayanan baik itu kesehatan maupun dalam memperoleh bantuan makanan tambahan serta urusan lainnya.
"Kami saat ini juga secara langsung membuka informasi melalui Whastaap camat agar ada warga yang ingin membuat identitas anak dapat mengirim Kartu Keluarga dan KTP dan foto anak maka kita akan lanjutkan ke Disduk guna pencentakan identitas anak tersebut," katanya.
Katanya, saat ini Disduk juga telah berkolaborasi bersama kecamatan dalam percepatan pelayanan pencetakan adminduk berupa Kartu Identitas Anak (KIA).
"Dalam penanganan masalah stunting dan gizi buruk ini kami juga mengandeng Puskesmas dalam hal ini tim gizi guna mendata keluarga yang kurang mampu untuk dibantu melalui program bapak asuh dalam memberikan bantuan makanan tambahan bagi keluarga yang secara pendapatan ekonomi sangat rendah. (mnt)